Film Indonesia Dengan Tema Pendidikan

Pendidikan yang merata sepertinya masih menjadi isu yang harus diperjuangkan di negeri ini seperti pada film indonesia. Itulah gunanya ada Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Bertepatan juga dengan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, kita akan selalu diingatkan kembali oleh warisannya dalam kiat dan memperjuangkan pendidikan di Indonesia.

Tut Wuri Handayani ucapnya, yang berarti seorang guru harus mampu memberi dorongan serta memberikan arahan pada murid-muridnya. Ada banyak sineas atau pembuat film di negeri ini yang menggunakan film sebagai media yang menyampaikan isu pendidikan di dalam negeri. Mulai dari drama yang bertema sejarah sebagai warisan pahlawan pendidikan yang perlu kita kenang, hingga menggambarkan potret pendidikan yang belum merata di Indonesia.

Di baca juga : Agen Slot terbaru 2023

Film Indonesia Dengan Tema Pendidikan

Film Indonesia Tema Pendidikan

Berikut ini ada beberapa film Indonesia yang baik kita tonton untuk supaya memberi pemahaman kita kembali akan dunia pendidikan di Indonesia.

Mengejar Embun ke Eropa (2016)

Puro (Rizky Hanggono) adalah seorang pemuda yang berasal dari Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Meski dia sudah menuntaskan pendidikan formal di negeri sendiri dan kemudian menikah, dia tetap memiliki ambisi untuk melanjutkan pendidikannya di Eropa. Setelah berhasil mengemban ilmu di negeri orang, Ia lalu kembali lagi ke Indonesia untuk menjadi dosen di Kendari.

Adanya isu manipulasi sistem nilai di dalam dunia pendidikan juga masih menjadi rahasia umum. Dengan ilmu dan idealismenya yang masih terjaga, Puro ingin menjadi staff pengajar lebih dari hanya sekadar profesi, namun Ia juga memiliki misi untuk mengubah kampus tempat Ia mengajar untuk menjadi institusi pendidikan yang lebih kredibel lagi.

Sokola Rimba (2013)

Sokola Rimba merupakan pengalaman nyata yang di dapat dari seorang Butet manurung yang juga menulis naskah untuk film Indonesia ini. Ia adalah pendiri dari Sokola Rimba untuk menyebarkan pendidik pada anak-anak yang ada di pedalaman Jambi. Tokoh Butet Manurung sendiri di perankan oleh aktris Prisia Nasution.

Interaksi Butet dengan anak-anak rimba yang di mulai ketika seorang anak bernama Bungo menolongnya. Lalu dia kemudian mengajarkan Bungo tentang belajar membaca dan menulis. Melihat potensi dan antusiasme yang di miliki Bungo, Butet memiliki visi untuk memperluas projek belajar-mengajar anak-anak pedalaman.

Namun, niat baiknya tersebut ternyata masih di anggap tabu oleh orang-orang pedalaman yang beranggapan bahwa pembelajaran hanya akan membawa malapetaka bagi anak-anak mereka. Sokola Rimba bisa menjadi salah satu contoh potret pendidikan di Indonesia yang luput dari perhatian pemerintah pusat.

Laskar Pelangi (2016)

Laskar Pelangi merupakan film drama yang di angkat dari novel terbaik Andrea Hirata. Film ini menuai banyak kesuksesan dan antusiasme besar dari para penggemar film indonesia lokal pada masanya. Kisah yang di angkat dari kisah nyata Andrea Hirata sendiri, yang tumbuh besar di Belitung. Berlatar waktu pada tahun 1970-an, mengisahkan sekolah dasar yang hanya di jalankan oleh dua orang guru dan dengan 10 siswa saja.

Meski dengan berbagai keterbatasan dan tekanan yang di dapat, Ikal bersama kawan-kawannya tetap memiliki semangat besar untuk terus bersekolah. Kemudian di sambut dengan ibu gurunya yang juga tak kalah berkomitmen dalam pengabdiannya sebagai seorang pengajar.

Denias Senandung di Atas Awan (2006)

Satu lagi fulm Pendidikan tentang kisah seorang anak yang tetap memiliki ambisi besar untuk sekolah di tengah keterbatasan adalah Denias Senandung di Atas Awan. Film yang di bintangi oleh Albert Thom Joshua, yang berperan sebagai Denias.
Denias sendiri di kisahkan sebagai anak yang tinggal di pegunungan Jayawijaya Papua.
dia di beri pesan oleh Ibunya bahwa apapun yang terjadi, dia harus melanjutkan pendidikan dan menjadi anak yang pandai. Denias sendiri memang seorang anak yang pandai dan memiliki potensi dalam bidang Matematika.

Melalui film indonesia ini, kita akan melihat perjalanan seorang Denias selama sepuluh hari melintasi gunung dan perbukitan. Ia hendak mengemban pendidikan di institusi Pendidikan milik PT. Freeport, yang terkenal sebagai tempat sekolahnya anak-anak kepala suku dan warga Papua dengan status sosial tinggi.

Di baca juga : 6 Tips Ajarkan Belajar Membaca Anak TK

Tinggalkan komentar